Jumat, 16 Maret 2012

Peranan Orang tua dan Guru Dalam Pemberdayaan Anak Tunarungu

Peranan  Orang tua dan Guru Dalam Pemberdayaan Anak Tunarungu
Dalam memandang pendidikan bagi anak penderita cacat, Warlock (Hidayat, 1998:3) membuat beberapa rekomendasi tentang pendidikan anak luar biasa, yaitu bahwa mereka dididik bukan hanya berdasarkan pada kelainan khusus mereka. Melainkan juga karena adanya kebutuhan terhadap pendidikan khusus. Di samping itu mengintegrasikan anak-anak dengan kebutuhan khusus ke dalam sekolah umum dimanapun adalah memungkinkan dan dapat dilakukan. disini keterlibatan orang tua sangat diperlukan. Orang tua mempunyai suatu hak untuk meminta dan melibatkan diri dalam assessment anak-anaknya dan memutuskan tentang penempatan sekolahnya.
Orang tua memegang peranan yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak-anaknya yang mempunyai kelainan tersebut. Kekhususan yang dimilikinya tentunya memerlukan perhatian yang khusus bagi orang tua sehingga ada kesatuan cara pandang antara orang tua di rumah maupun dengan guru di sekolah.
Peran-peran yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru, terutama pada anak tunarungu diantaranya adalah:
Pada umumnya anak tunarungu mengalami masalah dengan kemampuan menyampaikan bahasa lisan sehingga anak tunarungu perlu didorong  untuk mengembangkan bahasa isyarat. Walaupun pemberian penekanan pada penguasaan bahasa isyarat ini menimbulkan pro konta di kalangan para pakar, yang setuju untuk dilakukan penekanan bahasa isyarat beranjak pada pemikiran bahwa sebagai bagian dari masyarakat dan keluarga yang membutuhkan kemampuan berkomunikasi dengan anggota keluarga dan masyarakat maka tatkala kemampuan bahasa lisan tidak memadai maka diperlukan kemampuan berbahasa isyarat sehingga dapat terjalin komunikasi antara si anak dengan orang lain. Untuk itu mereka harus diberi suatu sistem yang mendorong mereka mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat menangkap informasi dari orang lain.
Sedangkan yang tidak setuju penekanan pada pemberian bahasa isyarat mengutarakan bahwa pemberian penekanan pada penguasaan bahasa isyarat akan mengganggu atau mengurangi penguasaan bahasa lisan yang sedang dipelajari (Hidayat, 1998:5). Penekanan pada bahasa isyarat juga akan membatasi lingkungan pergaulan anak tunarungu. Hal ini karena komunikasi hanya dapat berlangsung dengan orang-orang yang tahu dan paham bahasa isyarat yang digunakan. 
Bahasa lisan anak tunarungu dapat dikembangkan sesuai dengan kondisinya apabila mereka diberi kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan ketrampilan yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi sebanyak-banyaknya.
Untuk mengembangkan kemampuan anak tunarungu sesuai dengan potensinya, orang tua dan guru harus memberikan kesempatan sejak usia dini pada anak untuk mendapatkan latihan pendengaran bagi mereka yang masih mempunyai sisa pendengaran dan belajar bahasa isyarat. Proses tersebut harus difokuskan pada pemahaman anak tunarungu secara individual sehingga orang tua dan guru perlu menyadari perbedaan perjalanan perkembangan anak tunarungu.
Dalam memberdayakan anak tunarungu, peran orang tua dan guru sangatlah vital. Peranan orang tua dan guru sangatlah strategis  dalam pencapaian tujuan pemberdayaan anak tunarungu. Agar anak yang mengalami kelainan tersebut mampu mencapai kemandirian dan melakukan penyesuaian sosial sehingga dapat berperan normal selayaknya anak tanpa kelainan.
Pemberdayaan anak tunarungu akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila orang tua dan guru mempunyai sikap positif terhadap kehadiran anak dengan kelainan tersebut.  Selama ini sikap negtif seringkali ada pada orang tua itu sendiri.  Orang tua yang tidak punya pengalaman pribadi dengan anaknya yang berkelaianan, pada umumnya terkejut, menyembunyikan, mengingkari eksistensi anak, dan seringkali mempunyai pandangan yang tidak realistis terhadap kenyataan yang terjadi. Padahal sikap seperti ini bukan menyelesaikan masalah malah menjadi masalah baru terutama yang dikaitkan dengan upaya pemberdayaan anak tunarungu. Untuk itu maka sikap positif harus diwujudkan dan dimiliki oleh orang tua agar anaknya dapat berkembang dan mencapai potensi yang dimilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar