Peranan Orang tua
dan Guru Dalam Pemberdayaan Anak Tunarungu
Dalam memandang pendidikan bagi anak penderita cacat,
Warlock (Hidayat, 1998:3) membuat beberapa rekomendasi tentang pendidikan anak
luar biasa, yaitu bahwa mereka dididik bukan hanya berdasarkan pada kelainan
khusus mereka. Melainkan juga karena adanya kebutuhan terhadap pendidikan
khusus. Di samping itu mengintegrasikan anak-anak dengan kebutuhan khusus ke
dalam sekolah umum dimanapun adalah memungkinkan dan dapat dilakukan. disini
keterlibatan orang tua sangat diperlukan. Orang tua mempunyai suatu hak untuk
meminta dan melibatkan diri dalam assessment anak-anaknya dan memutuskan
tentang penempatan sekolahnya.
Orang tua memegang peranan yang sangat penting bagi
tumbuh kembang anak-anaknya yang mempunyai kelainan tersebut. Kekhususan yang
dimilikinya tentunya memerlukan perhatian yang khusus bagi orang tua sehingga
ada kesatuan cara pandang antara orang tua di rumah maupun dengan guru di
sekolah.
Peran-peran yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru,
terutama pada anak tunarungu diantaranya adalah:
Pada umumnya anak tunarungu mengalami masalah dengan
kemampuan menyampaikan bahasa lisan sehingga anak tunarungu perlu didorong untuk mengembangkan bahasa isyarat. Walaupun
pemberian penekanan pada penguasaan bahasa isyarat ini menimbulkan pro konta di
kalangan para pakar, yang setuju untuk dilakukan penekanan bahasa isyarat
beranjak pada pemikiran bahwa sebagai bagian dari masyarakat dan keluarga yang
membutuhkan kemampuan berkomunikasi dengan anggota keluarga dan masyarakat maka
tatkala kemampuan bahasa lisan tidak memadai maka diperlukan kemampuan
berbahasa isyarat sehingga dapat terjalin komunikasi antara si anak dengan
orang lain. Untuk itu mereka harus diberi suatu sistem yang mendorong mereka
mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat menangkap informasi dari orang
lain.
Sedangkan yang tidak setuju penekanan pada pemberian
bahasa isyarat mengutarakan bahwa pemberian penekanan pada penguasaan bahasa
isyarat akan mengganggu atau mengurangi penguasaan bahasa lisan yang sedang
dipelajari (Hidayat, 1998:5). Penekanan pada bahasa isyarat juga akan membatasi
lingkungan pergaulan anak tunarungu. Hal ini karena komunikasi hanya dapat
berlangsung dengan orang-orang yang tahu dan paham bahasa isyarat yang
digunakan.
Bahasa lisan anak tunarungu dapat dikembangkan sesuai
dengan kondisinya apabila mereka diberi kesempatan yang maksimal untuk
mengembangkan ketrampilan yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi
sebanyak-banyaknya.
Untuk mengembangkan kemampuan anak tunarungu sesuai
dengan potensinya, orang tua dan guru harus memberikan kesempatan sejak usia
dini pada anak untuk mendapatkan latihan pendengaran bagi mereka yang masih
mempunyai sisa pendengaran dan belajar bahasa isyarat. Proses tersebut harus
difokuskan pada pemahaman anak tunarungu secara individual sehingga orang tua
dan guru perlu menyadari perbedaan perjalanan perkembangan anak tunarungu.
Dalam
memberdayakan anak tunarungu, peran orang tua dan guru sangatlah vital. Peranan
orang tua dan guru sangatlah strategis
dalam pencapaian tujuan pemberdayaan anak tunarungu. Agar anak yang
mengalami kelainan tersebut mampu mencapai kemandirian dan melakukan
penyesuaian sosial sehingga dapat berperan normal selayaknya anak tanpa kelainan.
Pemberdayaan
anak tunarungu akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila orang tua dan
guru mempunyai sikap positif terhadap kehadiran anak dengan kelainan tersebut. Selama ini sikap negtif seringkali ada pada orang tua itu sendiri. Orang tua yang tidak punya pengalaman pribadi
dengan anaknya yang berkelaianan, pada umumnya terkejut, menyembunyikan,
mengingkari eksistensi anak, dan seringkali mempunyai pandangan yang tidak
realistis terhadap kenyataan yang terjadi. Padahal sikap seperti ini bukan
menyelesaikan masalah malah menjadi masalah baru terutama yang dikaitkan dengan
upaya pemberdayaan anak tunarungu. Untuk itu maka sikap positif harus diwujudkan dan
dimiliki oleh orang tua agar anaknya dapat berkembang dan mencapai potensi yang
dimilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar