Peningkatan
Keterampilan Komunikasi Bagi Anak Autis dengan Media PECS
1.
Pengertian PECS
PECS
(Picture Exchange Communication System) adalah suatu pendekatan untuk
melatih komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal (Bondy dan Frost,
1994:2). PECS dirancang oleh Andrew Bondy dan Lori Frost pada tahun 1985 dan
mulai dipublikasikan pada tahun 1994 di Amerika Serikat. Awalnya PECS ini
digunakan untuk siswa-siswa pra sekolah yang mengalami autisme dan kelainan lainnya
yang berkaitan dengan gangguan komunikasi. Siswa yang menggunakan PECS ini
adalah mereka yang perkembangan bahasanya tidak menggembirakan dan mereka tidak
memiliki kemauan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam perkembangan
selanjutnya, penggunaan PECS telah meluas dapat digunakan untuk berbagai usia
dan lebih diperdalam lagi.
Dengan
menggunakan PECS bukan berarti menyerah bahwa anak tidak akan bicara, tetapi
dengan adanya bantuan gambar-gambar atau simbol-simbol maka pemahaman terhadap
bahasa yang disampaikan secara verbal dapat dipahami secara jelas. Memang, pada
tahap awalnya anak diperkenalkan dengan simbol-simbol non verbal. Namun pada
fase akhir dalam penggunaan PECS ini, anak dimotivasi untuk berbicara. Meskipun
PECS bukanlah program untuk mengajarkan anak autis cara berbicara, pada
akhirnya mendorong mereka untuk berbicara.
Ada
kekhawatiran orangtua terhadap anaknya yang menggunakan PECS ini. Mereka
khawatir anaknya tidak bisa bicara dan ketergantungan terhadap gambar. Untuk
itu Schwartz (1998) dalam www. autism.healingthresholds.com) melakukan
penelitian pada 18 orang anak-anak pra sekolah yang mengalami gangguan
berbahasa, beberapa diantara mereka didiagnosa sebagai anak autis. Mereka
mendapat penanganan dengan menggunakan PECS. Anak-anak tersebut menggunakan
PECS untuk berkomunikasi selama di sekolah, tidak hanya pada sesi latihan saja.
Ternyata setelah setahun, lebih dari setengahnya telah berhenti menggunakan
PECS dan mulai menggunakan kemampuan bicara alaminya.
Tidak
ditemukan adanya dampak negatif dari penggunaan PECS ini (Bondy, 2001). Ada pun
kekhawatiran akan adanya ketergantungan pada PECS dan keterampilan bicara anak
autis menjadi tidak berkembang, pandangan/kekhawatiran itu tidak didasari oleh
hasil penelitian. Kenyataanya banyak bukti bahwa anak-anak autis yang
menggunakan PECS perkembangan keterampilan bicaranya lebih cepat dibandingkan
dengan yang tidak menggunakan PECS (Bondy, 2001).
Penelitian
terakhir oleh Yoder dan Stone (2006) membandingkan antara anak-anak yang
menggunakan PECS dengan sistem yang lain. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak
autis yang dilatih dengan menggunakan PECS lebih verbal dibandingkan dengan
yang lain. PECS ini akan lebih efektif mendorong anak autis untuk lebih verbal
jika dilatihkan pada anak berusia di bawah enam tahun.
Berdasarkan
pengalaman Wallin (2007:1) ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh PECS ini,
diantaranya :
a. Setiap
pertukaran menunjukkan tujuan yang jelas dan mudah dipahami. Pada saat tangan
anak menunjuk gambar atau kalimat, maka dapat dengan cepat dan mudah permintaan
atau pendapatnya itu dipahami. Melalui PECS, anak telah diberikan jalan yang
lancar dan mudah untuk menemukan kebutuhannya.
b. Sejak
dari awal, tujuan komunikasi ditentukan oleh anak. Anak-anak tidak diarahkan
untuk merespon kata-kata tertentu atau pengajaran yang ditentukan oleh orang
dewasa, akan tetapi anak-anak didorong untuk secara mandiri memperoleh
“jembatan” komunikasinya dan terjadi secara alamiah. Guru atau pembimbing
mencari apa yang anak inginkan untuk dijadikan penguatan dan jembatan
komunikasi dengan anak.
c. Komunikasi
menjadi sesuatu penuh makna dan tinggi motivasi bagi anak autis.
d. Material
(bahan-bahan) yang digunakan cukup murah, mudah disiapkan, dan bisa dipakai
kapan saja dan dimana saja. Simbol PECS dapat dibuat dengan digambar sendiri
atau dengan foto.
e. PECS
tidak membatasi anak untuk berkomunikasi dengan siapapun. Setiap orang dapat
dengan mudah memahami simbol PECS sehingga anak autis dapat berkomunikasi
dengan orang lain tidak hanya dengan keluarganya sendiri.
Pembelajaran
komunikasi melalui PECS ini harus dimulai dari objek yang benar-benar anak
inginkan. Oleh karenanya menurut Bondy dan Frost (1994) dalam Gardner, et al.
(1999:11) dalam penerapan PECS ini perlu adanya penggunaan modifikasi perilaku.
Melalui modifikasi perilaku tersebut akan diketahui apa yang anak inginkan.
Objek yang diinginkan tersebut akan menjadi penguatan bagi anak untuk melakukan
komunikasi melalui pertukaran gambar.
2.
Menyiapkan Material (Bahan-bahan) yang
Digunakan
Material
yang digunakan dalam PECS cukup murah. Simbol atau gambar dapat diperoleh
dengan cara menggambar sendiri, dari majalah atau koran, foto, atau gambar dari
komputer (clip art atau dari internet). Bisa juga menggunakan material
resmi PECS yang diterbitkan oleh Pyramid Educational Consultants. Inc.
Gambar-gambar atau simbol itu dibentuk kartu kemudian dilaminating agar awet
dan di belakang gambar itu dipasang pengait (velcro) atau double tape
agar bisa dipasang atau digantung pada berbagai media. Untuk menyimpan kartu
gambar diperlukan file.
Dibawah
ini sebagian contoh gambar yang dapat di gunakan:
Gambar-gambar
dan simbol dikelompokkan dan disusun dari yang paling mudah sampai yang paling
sulit. Gambar dan simbol dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori, misalnya:
- Orang dan jenis kelamin
- Profesi
- Kata benda, kata kerja, kata siifat, kata depan
- Binatang
- Bagian tubuh
- Pakaian dan perlengkapannya
- Jenis pekerjaan
- Rumah dan perlengkapannya
- Makanan
- Perlengkapan masak
- Transportasi
- Tempat-tempat umum
- Waktu dan cuaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar